Repost from Eramuslim.com
Kalender Islam (Hijriyah) menggunakan peredaran bulan sebagai acuannya, berbeda dengan
kalender biasa (kalender Masehi) yang menggunakan peredaran matahari.
Penetapan kalender Hijriyah dilakukan pada jaman Khalifah Umar bin Khatab,
yang menetapkan peristiwa hijrahnya Rasulullah saw dari Mekah ke Madinah.
Kalender Hijriyah juga terdiri dari 12 bulan, dengan jumlah hari berkisar 29
– 30 hari. Penetapan 12 bulan ini sesuai dengan firman Allah Subhana Wata’ala:
”Sesungguhnya
bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di
waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah
(ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam
bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana
mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta
orang-orang yang bertakwa.” (QS : At Taubah(9):36).
Sebelumnya, orang arab pra-kerasulan Rasulullah Muhammad SAW telah
menggunakan bulan-bulan dalam kalender hijriyah ini. Hanya saja mereka tidak
menetapkan ini tahun berapa, tetapi tahun apa. Misalnya saja kita mengetahui
bahwa kelahiran Rasulullah SAW adalah di tahun gajah.
Abu Musa Al-Asyári sebagai salah satu gubernur di zaman Khalifah Umar r.a.
menulis surat kepada Amirul Mukminin yang isinya menanyakan surat-surat dari
khalifah yang tidak ada tahunnya, hanya tanggal dan bulan saja, sehingga
membingungkan. Khalifah Umar lalu mengumpulkan beberapa sahabat senior waktu
itu. Mereka adalah Utsman bin Affan r.a., Ali bin Abi Thalib r.a., Abdurrahman
bin Auf r.a., Sa’ad bin Abi Waqqas r.a., Zubair bin Awwam r.a., dan Thalhan bin
Ubaidillah r.a. Mereka bermusyawarah mengenai kalender Islam. Ada yang
mengusulkan berdasarkan milad Rasulullah saw. Ada juga yang mengusulkan
berdasarkan pengangkatan Muhammad saw menjadi Rasul. Dan yang diterima adalah
usul dari Ali bin Abi Thalib r.a. yaitu berdasarkan momentum hijrah Rasulullah
SAW dari Makkah ke Yatstrib (Madinah).
Maka semuanya setuju dengan usulan Ali r.a. dan ditetapkan bahwa tahun
pertama dalam kalender Islam adalah pada masa hijrahnya Rasulullah saw.
Sedangkan nama-nama bulan dalam kalender hijriyah ini diambil dari nama-nama
bulan yang telah ada dan berlaku di masa itu di bangsa Arab.
Orang Arab memberi nama bulan-bulan mereka dengan melihat keadaan alam dan
masyarakat pada masa-masa tertentu sepanjang tahun. Misalnya bulan Ramadhan,
dinamai demikian karena pada bulan Ramadhan waktu itu udara sangat panas
seperti membakar kulit rasanya.
Berikut adalah arti nama-nama bulan dalam
Islam:
MUHARRAM, artinya: yang diharamkan atau yang menjadi
pantangan. Penamaan Muharram, sebab pada bulan itu dilarang menumpahkan darah
atau berperang. Larangan tesebut berlaku sampai masa awal Islam.
SHAFAR, artinya: kosong. Penamaan Shafar, karena pada bulan
itu semua orang laki-laki Arab dahulu pergi meninggalkan rumah untuk merantau,
berniaga dan berperang, sehingga pemukiman mereka kosong dari orang laki-laki.
RABI’ULAWAL, artinya: berasal dari kata rabi’ (menetap) dan
awal (pertama). Maksudnya masa kembalinya kaum laki-laki yang telah
meninqgalkan rumah atau merantau. Jadi awal menetapnya kaum laki-laki di rumah.
Pada bulan ini banyak peristiwa bersejarah bagi umat Islam, antara lain: Nabi Muhammad
saw lahir, diangkat menjadi Rasul, melakukan hijrah, dan wafat pada bulan ini
juga.
RABIU’ULAKHIR, artinya: masa menetapnya kaum laki-laki
untuk terakhir atau penghabisan.
JUMADILAWAL nama bulan kelima. Berasal dari kata jumadi
(kering) dan awal (pertama). Penamaan Jumadil Awal, karena bulan ini merupakan
awal musim kemarau, di mana mulai terjadi kekeringan.
JUMADILAKHIR, artinya: musim kemarau yang penghabisan.
RAJAB, artinya: mulia. Penamaan Rajab, karena bangsa Arab
tempo dulu sangat memuliakan bulan ini, antara lain dengan melarang berperang.
SYA’BAN, artinya: berkelompok. Penamaan Sya’ban karena
orang-orang Arab pada bulan ini lazimnya berkelompok mencari nafkah. Peristiwa
penting bagi umat Islam yang terjadi pada bulan ini adalah perpindahan kiblat
dari Baitul Muqaddas ke Ka’bah (Baitullah).
RAMADHAN, artinya: sangat panas. Bulan Ramadhan merupakan
satu-satunya bulan yang tersebut dalam Al-Quran, Satu bulan yang memiliki
keutamaan, kesucian, dan aneka keistimewaan. Hal itu dikarenakan peristiwa-peristiwa
peting seperti: Allah menurunkan ayat-ayat Al-Quran pertama kali, ada malam
Lailatul Qadar, yakni malam yang sangat tinggi nilainya, karena para malaikat
turun untuk memberkati orang-orang beriman yang sedang beribadah, bulan ini
ditetapkan sebagai waktu ibadah puasa wajib, pada bulan ini kaurn muslimin
dapat rnenaklukan kaum musyrik dalarn perang Badar Kubra dan pada bulan ini
juga Nabi Muhammad saw berhasil mengambil alih kota Mekah dan mengakhiri
penyembahan berhala yang dilakukan oleh kaum musyrik.
SYAWWAL, artinya: kebahagiaan. Maksudnya kembalinya manusia
ke dalam fitrah (kesucian) karena usai menunaikan ibadah puasa dan membayar
zakat serta saling bermaaf-maafan. Itulah yang mernbahagiakan.
DZULQAIDAH, berasal dari kata dzul (pemilik) dan qa’dah
(duduk). Penamaan Dzulqaidah, karena bulan itu merupakan waktu istirahat bagi
kaum laki-laki Arab dahulu. Mereka menikmatmnya dengan duduk-duduk di rumah.
DZULHIJJAH artinya: yang menunaikan haji. Penamaan
Dzulhijjah, sebab pada bulan ini umat Islam sejak Nabi Adam as. menunaikan
ibadah haji.
(sa/kaskus/bdm.am.ac/imerzone)
Comments
Post a Comment