Setahun yang lalu, aku dilahirkan menjadi ibu
Itu karena kau lahir ke dunia yang fana ini, nak
Aku menanti tangisanmu
Aku berharap genggaman tanganmu
Aku berharap kau bergerak walau sedikit saja
Aku ingin memelukmu
Aku ingin menciummu
Aku ingin menggendongmu, menyusuimu, membesarkanmu dengan penuh asa
Mendidikmu dengan ketulusan
Yang sudah kutanam sejak kau tumbuh dalam diriku
Namun aku terlalu bodoh untuk memahami bahwa takdir itu sulit dimengerti
Kadang aku sadar kadang aku tak peduli
Aku merasa banyak rasa yang menyakitkan
Tak pernah lebih menyakitkan dari ini
Kehadiranmu tanpa tangisan merupakan beban bagi jiwaku
Kehadiranmu tanpa bisa ku miliki disini, disisiku
Tiap pagi aku berharap semua hanya mimpi
Tiap malam aku menyesal dalam batin
Tiap hari aku berusaha untuk menatap waktu
Yang kian membiru bersamamu
Lalu menghitam menuai kekelaman
Untung aku masih ada sejuput iman di dada
Jadi aku lewati perasaan dengan doa
Pada Dia Yang Maha Kuasa
Pada JanjiNya Yang Kekal Abadi
Percayakan angan padaNya
Percayakan dirimu padaNya
Percayakan seluruhnya hingga tak tersisa
Sampai sampai bila aku sedih atau marah atau kecewa
Pada siapa?
Rasa itu tak bertuan!
Kubiarkan hujan menghapusnya
Kubiarkan angin membawanya pergi
Hari ini aku ingat bagaimana kau lahir, nak
Kau lahir tidak dengan sakit yang bertubi tubi
Kau lahir dengan sempurna dan mudah sekali
Tapi Kau pulang duluan ke pangkuan Rabb kita
Itu membuatku ridha padamu
Tanpa kau harus berbakti dahulu
Suatu saat nanti kita akan bertemu insyaAllah
Tarik tanganku, peluk aku sekuat kau mampu
Jangan biarkan aku masuk ke dalam api
Jangan biarkan aku tak bersamamu lagi
Tolong jangan lepaskan aku lagi, selamanya.
(Dari muya untuk anandaku tercinta, Muhammad Hubbullah Putra)
Comments
Post a Comment