Saya mau cerita pengalaman Toilet Training (TT) atau lepas popok si shalih sewaktu memasuki usia 2 tahun.
Saat ananda sebulan sebelum 2 tahun kami memulai menyapih, alhamdulillah pas usia 2 tahun lebih sepekan ananda sudah bisa tenang tanpa ASI lagi. Nah kalau TT ini, waktunya juga berbarengan dengan menyapih serta proses yang tidak instan. Berikut yang kami lakukan untuk TT ananda.
Pertama-tama, kami mulai copot beberapa jam. Sambil di-sounding bahwa ananda sudah besar, harus pipis (BAK) dan beol (BAB) di kamar mandi. Tentunya tidak semudah itu markonah, hehe. Berulangkali si kecil kebocoran di celana dan membasahi lantai, karpet kadang juga mainannya (e.g: mobil-mobilan). Kita sebagai orang tua ya mesti sabar tingkat lanjut. Namun yang kami syukuri si shalih sudah sadar bahwa itu dia sedang pipis. Hari-hari berikutnya ia sudah bisa mengatakan bahwa dia pipis. Walaupun pipisnya keduluan baru ngomong. Begitu juga dengan BAB, sudah keluar baru bilang. Ya namanya masih belajar memang seperti itu. Kalau kita marah nanti ananda tidak mau lagi mengekspresikan bahwa ia sedang BAK atau BAB. Bisa-bisa ia jadi takut. Nah, ketika si shalih kebocoran di celana, kami selalu bilang dia sedang apa. Misalnya dia BAK/BAB: "Oh pipis/beol ya nak, harusnya pipis/beol dimana?" "Nanti kalau pipis/beol di kamar mandi ya." Kalau pipis/beol di lantai nanti kotor dan bau busuk, makanya kita pipis di kamar mandi ya." Bisa juga kalimat lainnya yang sesuai.
Kedua, kami kurangi pemakaian popok hanya di jam tidur siang, malam dan saat pergi keluar yang notabenenya lama (misalnya ke rumah orang tua atau mertua). Pada fase ini ananda sudah tahu bahwa ia harusnya BAK/BAB di kamar mandi, namun karena daya menahannya belum terlalu terkendali atau singkatnya belum terbiasa, jadi ananda hanya bilang pipis/beol saat masih pakai popok. Sembari lihat situasi dan kondisi dia, kita juga mesti peka. Kami lumayan merajinkan diri untuk tanya ananda, "mau pipis nak?". Ini terbukti mengurangi kebocoran/ananda ngompol di tempat tertentu. Begitu pula jika dia lagi dalam keadaan mau ngeden ya tanya, "Mau beol ya nak?". Kita tungguin dianya BAB.
Ketiga, tidur siang tanpa popok. Kalau tidur malam dan pergi-pergi masih pakai. Kadang ananda risih memakai popok, jadi dia sudah sering buka popok sendiri. Dan saat beraktivitas kalau BAK sudah bisa buka celana dan ke kamar mandi sendiri.
Keempat, akhirnya lepas popok. Kami melihat ananda sudah lumayan sering bilang pipis dan beol. Kadang dia buka celana dan ke kamar mandi sendiri lalu pipis dan cebok sendiri pakai gayung. Kami (saya dan suami bergantian) usahakan selalu ada mendampingi dan mengajarkan hal yang sesuai untuknya. Karena namanya anak-anak di kamar mandi kadang juga yang diambil malah sabun atau sikat lantai. Hehe.
Kelima, belakangan ada sekali duakali ananda BAB masih kecolongan. Masih PR. Tapi tetap dikuatkan soundingnya untuk ke kamar mandi.
Alhamdulillah seperti itulah cerita pengalaman saya saat mendampingi Toilet Training Ananda 2 tahun. Waktu mulai sampai sekarang sudah lepas popok sekitar hampir 3 bulan.
Toilet Training ini memang lebih baik disegerakan, jika ananda sudah mengerti apa yang kita bahasakan. Lebih cepat lebih baik, agar anak bisa terbiasa BAK/BAB ke kamar mandi.
Mengajarkan kebiasaan kebersihan memang wajib dimulai sejak dini. Tidak lupa juga mengajarkan doa sebelum masuk kamar mandi:
"Allahumma inni a'udzubika minal khubutsi wal khoba'its."
Dan doa setelah keluar dari kamar mandi:
"Gufronak."
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat buat para ibu yang mengasuh anandanya di rumah.
Saat ananda sebulan sebelum 2 tahun kami memulai menyapih, alhamdulillah pas usia 2 tahun lebih sepekan ananda sudah bisa tenang tanpa ASI lagi. Nah kalau TT ini, waktunya juga berbarengan dengan menyapih serta proses yang tidak instan. Berikut yang kami lakukan untuk TT ananda.
Pertama-tama, kami mulai copot beberapa jam. Sambil di-sounding bahwa ananda sudah besar, harus pipis (BAK) dan beol (BAB) di kamar mandi. Tentunya tidak semudah itu markonah, hehe. Berulangkali si kecil kebocoran di celana dan membasahi lantai, karpet kadang juga mainannya (e.g: mobil-mobilan). Kita sebagai orang tua ya mesti sabar tingkat lanjut. Namun yang kami syukuri si shalih sudah sadar bahwa itu dia sedang pipis. Hari-hari berikutnya ia sudah bisa mengatakan bahwa dia pipis. Walaupun pipisnya keduluan baru ngomong. Begitu juga dengan BAB, sudah keluar baru bilang. Ya namanya masih belajar memang seperti itu. Kalau kita marah nanti ananda tidak mau lagi mengekspresikan bahwa ia sedang BAK atau BAB. Bisa-bisa ia jadi takut. Nah, ketika si shalih kebocoran di celana, kami selalu bilang dia sedang apa. Misalnya dia BAK/BAB: "Oh pipis/beol ya nak, harusnya pipis/beol dimana?" "Nanti kalau pipis/beol di kamar mandi ya." Kalau pipis/beol di lantai nanti kotor dan bau busuk, makanya kita pipis di kamar mandi ya." Bisa juga kalimat lainnya yang sesuai.
Kedua, kami kurangi pemakaian popok hanya di jam tidur siang, malam dan saat pergi keluar yang notabenenya lama (misalnya ke rumah orang tua atau mertua). Pada fase ini ananda sudah tahu bahwa ia harusnya BAK/BAB di kamar mandi, namun karena daya menahannya belum terlalu terkendali atau singkatnya belum terbiasa, jadi ananda hanya bilang pipis/beol saat masih pakai popok. Sembari lihat situasi dan kondisi dia, kita juga mesti peka. Kami lumayan merajinkan diri untuk tanya ananda, "mau pipis nak?". Ini terbukti mengurangi kebocoran/ananda ngompol di tempat tertentu. Begitu pula jika dia lagi dalam keadaan mau ngeden ya tanya, "Mau beol ya nak?". Kita tungguin dianya BAB.
Ketiga, tidur siang tanpa popok. Kalau tidur malam dan pergi-pergi masih pakai. Kadang ananda risih memakai popok, jadi dia sudah sering buka popok sendiri. Dan saat beraktivitas kalau BAK sudah bisa buka celana dan ke kamar mandi sendiri.
Keempat, akhirnya lepas popok. Kami melihat ananda sudah lumayan sering bilang pipis dan beol. Kadang dia buka celana dan ke kamar mandi sendiri lalu pipis dan cebok sendiri pakai gayung. Kami (saya dan suami bergantian) usahakan selalu ada mendampingi dan mengajarkan hal yang sesuai untuknya. Karena namanya anak-anak di kamar mandi kadang juga yang diambil malah sabun atau sikat lantai. Hehe.
Kelima, belakangan ada sekali duakali ananda BAB masih kecolongan. Masih PR. Tapi tetap dikuatkan soundingnya untuk ke kamar mandi.
Alhamdulillah seperti itulah cerita pengalaman saya saat mendampingi Toilet Training Ananda 2 tahun. Waktu mulai sampai sekarang sudah lepas popok sekitar hampir 3 bulan.
Toilet Training ini memang lebih baik disegerakan, jika ananda sudah mengerti apa yang kita bahasakan. Lebih cepat lebih baik, agar anak bisa terbiasa BAK/BAB ke kamar mandi.
Mengajarkan kebiasaan kebersihan memang wajib dimulai sejak dini. Tidak lupa juga mengajarkan doa sebelum masuk kamar mandi:
"Allahumma inni a'udzubika minal khubutsi wal khoba'its."
Dan doa setelah keluar dari kamar mandi:
"Gufronak."
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat buat para ibu yang mengasuh anandanya di rumah.
Comments
Post a Comment