Skip to main content

Cerita Penyintas Covid 19

Qadarullah, wa ma sya'a fa'al. Saya dan suami baru saja melewati masa isolasi sebagai pasien covid 19. Banyak hal baru tentunya yang kami alami sebagai penyintas covid 19 ini. Saya pikir ada baiknya berbagi cerita dan pengalaman untuk dapat kemudian diambil hikmah dan faedah dari semua itu.

Saya susun menjadi beberapa pertanyaan karena memang ini banyak ditanyakan kepada kami.
1. Dimana kena covid?
2. Kapan awal merasa gejalanya dan apa saja yang dirasa?
3.Apa yang dilakukan saat tahu positif covid?
4. Bagaimana perawatan dan isolasinya?
5. Setelah selesai isolasi apa yang dirasakan dan dilakukan?

Jawaban:
1. Dimana kena covid?
Allahu a'lam, tapi kemungkinan besar saat kami di tempat-tempat ramai. Dikarenakan kami sempat bepergian (walaupun kami sangat menjaga prokes). Bisa jadi kontak dengan covid di jalan yang notabenenya desak-desakan, di pesawat (ruangan tertutup/terbatas) atau di bandara (ramai). Ada kemungkinan juga saat kami vaksin pertama karena ada sebagian oknum yang tidak mematuhi prokes, ada yang sedang batuk dan bersin saat menunggu antrian. Bisa jadi juga saat kami berbelanja di warung dimana hany sebagian kecil orang yang pakai masker.

2. Kapan awal merasa gejalanya dan apa saja yang dirasa?
Kami pulang dari Jakarta ke Pekanbaru tanggal 25 Mei 2021, alhamdulillah baik-baik saja dan hanya merasa jet lag.
Tanggal 28 Mei 2021 suami saya vaksin pertama. Alhamdulillah beliau tidak merasa gejala apapun pasca vaksin. Tanggal 29 Mei 2021 saya vaksin, malamnya saya mendemam dan mengigil. Saya pikir mungkin karena efek pasca vaksin atau AC terlalu dingin, tapi saya tetap minum paracetamol.
Beberapa hari saya tetap merasa kurang fit, sakit kepala, lelah dan hidung saya tersumbat, pendengaran agak berdenging. Saya pikir mungkin sinus saya kambuh. Saya ikhtiar minum susu kambing EGM HNI, Rosella HNI, Spirullina HNI dan Madu SJ. Kadang kalau sudah teramat tidak nyaman saya minum paracetamol lagi.
Tanggal 3 Juni 2021, saya ke puskesmas. Saya ceritakan keluhan dan saya dioper ke bagian tersangka covid. Setelah ditanya-tanya akhirnya diberi obat-obatan dan multivitamin, lalu diminta datang kembali Hari Senin 7 Juni 2021 untuk Swab PCR.
Selasa 8 Juni 2021, subhanallah ternyata hasilnya saya dan suami positif covid. Pada waktu itu saya dan suami merasa kurang fit, dan hilang penciuman. Khususnya saya sakit kepala selama beberapa hari dan suami saya batuk-batuk.

3. Apa yang dilakukan saat tahu positif covid?
Yang pertama muhasabah, dan beristigfar. Tetap ikhtiar dengan minum obat-obatan, multivitamin, dan herbal. Memakai masker sepanjang hari karena alhamdulillah masyaAllah tabarakallah ananda batita kami tidak ada gejala apapun alias negatif. Selanjutnya kami memberi kabar kepada keluarga dan orang-orang terdekat.

4. Bagaimana perawatan dan isolasinya?
Jadi tanggal 8 dan 9 Juni 2021 kita masih isolasi mandiri di rumah, tapi rasanya sangat berat karena kondisi kesehatan kami berdua menurun. Badan saya terasa sangat lemas, kepala berat, indra penciuman dan pengecap hilang. Suami pun saat itu demam, meriang dan batuk-batuk yang merisaukan. Kami khawatir pada ananda batita kami. Sampai papa saya menyarankan agar masuk isolasi di Rumah Sehat LPMP yang di kelola Provinsi Riau karena saudara kami pernah dirawat di sana. Mereka pula yang membantu mengurus dokumennya. Alhamdulillah, jazaakumullahu khayran.
Alhasil ananda batita kami titipkan dengan mertua saya. Alhamdulillah kami jadi lebih tenang. Jazakumullahu khayran.
Kami menjalani isolasi selama 14 hari terhitung sejak Tes Swab PCR dari tanggal 7 Juni 2021 sampai 20 Juni 2021.
Di sana kami diberikan kamar yang sangat nyaman, makanan, minuman, obat-obatan, multivitamin, dan lainnya. Setiap sekali sehari dikunjungi petugas kesehatan (pakai APD lengkap) dokter/perawat yang bergantian. Diperiksa saturasi oksigen, tensi, suhu dan ditanya apakah ada keluhan. Sejak masuk sana tanggal 10 Juni 2021 saya sakit kepala sampai 3 hari berturut-turut. Hari ke 4 baru reda sakit kepalanya. Hari ke 5 indera penciuman saya sudah membaik. Saya merasa masker My Shields HNI sangat membantu karena ada aroma eucalyptus di dalamnya yang membuat saya terlatih membaui. Hari-hari selanjutnya saya makin membaik hanya kadang rasanya mudah lelah dan pusing-pusing sedikit. Sampai hari kepulangan alhamdulillah saya sudah benar-benar merasa enak.

5. Setelah isolasi apa yang dirasakan dan dilakukan?
Setelah pulang alhamdulillah kami merasa sudah enakan. Tapi suami masih batuk (beliau tetap pakai masker dirumah dan kontrol ke puskesmas karena bisa jadi ini efek pasca covid).
Lalu kami beberes rumah, menyemprot dengan disinfectan, mencuci semua baju dan kain yang kami gunakan sebelum isolasi. Setelah itu baru menjemput buah hati di rumah mertua. Kami lebih menjaga Protokol kesehatan 5M yakni Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan dan Mengurangi mobilitas.
Selanjutnya kami juga mengonsumsi makanan yang lebih sehat, buah-buahan, herbal yakni Spirullina HNI, Procumin Propolis, HNI Health dan lainnya. Tambahan saya di rumah juga setiap pagi berjemur dan senam dengan mendownload video dari youtube.

Semoga segera Allah angkat wabah covid 19 ini dari muka bumi, Allah sehat wal afiyatkan kita, Allah berikan kesembuhan bagi yang sedang sakit dan Allah berikan pahala syahid kepada muslimin yang mati karena covid 19 ini. Aamiin Allahumma aamiin..

Last but not least, jazakumullahu khayran untuk semua orang yang turut membantu kami dengan cara apapun itu. 

Saya berharap tulisan tentang kami penyintas covid ini dapat bermanfaat buat kita semua !

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan panggilan Abu, Abi, Buya, dan Abati dalam Bahasa Arab

Bagi orang tua yang baru atau akan memiliki anak, tentu perlu memikirkan panggilan apa yang akan diajarkan kepada anaknya kelak. Panggilan dari anak kepada orang tua pastinya sangat bermakna. Namun di Indonesia panggilan anak kepada orang tua tidaklah rumit dan mempunyai makna umum. Panggilan dari anaknya berarti beliau tersebut merupakan bapak atau ibu dari anak ya ng memanggil. Contohnya: Bapak - Ibu, Ayah - Ibu, Ayah - Bunda, Papa - Mama, Papi - Mami, dll. Karena di Indonesia mayoritas muslim dan Bahasa Arab sangat populer, maka tidak jarang panggilan anak kepada orang tua dibiasakan menggunakan Bahasa Arab seperti Abi - Ummi. Namun banyak penggunaannya digeneralisir menjadi umum seperti layaknya Ayah - Ibu, padahal sejatinya panggilan tersebut adalah bahasa orang yang artinya akan berbeda jika tidak dilandasi ilmu. Berikut sy berupaya memberikan keterangan sekilas tentang perbedaan panggilan anak kepada orang tua dalam Bahasa Arab. Abu اب Untuk menunjukkan penghormatan kepada ...

Pengalaman Bekam Sembuhkan Sakit Kepala

Bekam atau hijamah merupakan salah satu pengobatan yang dianjurkan Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam. Caranya yakni dengan menyayat atau menusukkan jarum ke kulit dan setelah itu ada cup penyedot sehingga darah kotor yang mengandung racun keluar. Beberapa waktu lalu saya dan kakak ipar melakukan bekam. Seorang akhwat yang merupakan teman pengajian kami yang menjadi terapis bekamnya. Disini saya akan menceritakan pengalaman tersebut dan bagaimana tubuh saya rasakan saat bekam. Singkat cerita saya sering sakit kepala dan lumayan sering migrain di sebelah kanan. Pengobatan secara kedokteran sudah dilakukan sampai masuk ruang radiologi untuk CT Scan dan MRI dijalani. Hasilnya alhamdulillah tidak terlalu serius. Hanya ada swelling hemishper cerebri kanan dan sinusitis. Saya teringat untuk bekam agar bisa sembuh dan memiliki kesehatan lebih baik lagi. Sedikit menyesal karena terkesan agak lambat menyadari bahwa bekam yang merupakan sunnah untuk ikhtiar sembuh dari berbagai penyakit mal...

Komite Pemilihan Raya Mahasiswa(KPRM)

KPRM adalah suatu keanggotaan yang sangat penting untuk mengelola sistem demokrasi dalam hal pergantian pengurus organisasi seperti Badan Mahasiswa. Kali ini KPRM yang dimaksud yakni dalam pergantian pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan(HMJ). Kedengarannya sangat simple. Hanya mengurus pemilihan ketua dan wakil ketua HMJ. Tapi tidak saat anda sudah masuk ke dalamnya. Kita sebagai anggota KPRM wajib tidak berpihak kepada calon manapun. Seperti miniatur Komisi Pemilihan Umum(KPU) yang ada dalam pemerintahan negara kita. Kita akan merasakan kebersamaan dengan mahasiswa kelas lain yang baru saja kita kenal. Harus ada chemistry antara semua anggota agar timbul keterbukaan satu sama lain dalam penilaian atas calon ketua dan wakil ketua. Bukan chemistry untuk jatuh cinta antara dua insan berlainan gender, namun lebih pada rasa kekeluargaan. Dibutuhkan kepercayaan yang seutuh-utuhnya. Sesama anggota KPRM wajib merahasiakan segala keputusan yang telah diambil sampai waktunya tiba. Kerjasama un...