Dimanapun kamu berada, banyak hal
yang sudah kita lalui secara terpisah. Baik buruknya cerita tentang kita,
kitalah yang tahu pasti. Bahkan kita tidak saling tau apa arti semua itu jika
nanti kita ditakdirkan bertemu. Tapi itu bukanlah masalah besar karena memang
itu hak Allah.
Harapanku kamu bukanlah sosok
yang akan mengecewakan. Semoga kamu adalah sosok yang sudah berubah menjadi lebih
baik. Karena itulah kita dapat bertemu nanti. Saling mendekat karena taubat.
Bersatu karena ikhtiar dan istikharah. Saling melengkapi karena pada dasarnya
nama kita bersebelahan di lauhul mahfuz. Jiwa merindu yang sempat terpisah. Menjadi
cermin bagi diri satu dengan lainnya.
Aku juga berharap kita bisa
saling belajar memahami dan menerima masalalu. Mensyukuri masa sekarang sebab
kita akan dipertemukan dengan cara yang halal. Menjadikan waktu yang berlalu
sebagai pembelajaran hidup yang bermakna dan bisa menjadi spion berkendara ke
masa depan yang cerah. Berjalan proporsional sesuai dengan visi dan misi kita.
Sudah selaiknya kita saling
mempersiapkan diri. Dari penampilan luar hingga sisi terdalam yang akan kita
selami bersama dalam biduk rumah tangga. Memperbaiki cara bersikap di depan orang
lain, menghindari ikhtilat semampunya. Menjaga lisan dan tulisan kita agar
tidak ada kata celaan/buruk/menyakitkan hati orang lain. Belajar, menuntut
ilmu, turut aktif dan berkontribusi bagi umat dan negara. Semoga kita bisa
sepadan kelak.
Kesalahan-kesalahan yang dulu
yang sering terjadi jangan sampai kita lakukan lagi. Wajahku dan kecantikanku
hanya akan kutunjukkan padamu. Pesona terbaikmu aku harap juga hanya akan kamu
tujukan padaku. Jagalah pandanganmu. Kelucuan dan kepandaian untuk menghibur
harusnya hanya akan milik kita tidak untuk diumbar sehingga banyak yang menaruh
harapan. Sekarang biarlah kita saling menjadi orang asing. Asing yang sama
sekali tidak saling kenal. Kulitku juga tidak pernah sengaja bersentuhan dengan
yang bukan mahramnya. Aku harap kamu juga begitu. Sebisanya seistiqamah itulah
aku dan begitu yang aku harapkan ada padamu.
Alhamdulillah aku sudah memahami
tentang menutup aurat namun tidak selalu menggunakan niqab, masih belajar dan
mengadaptasi diri. Kadang aku lepas jika berat menghadapi masyarakat awam dan
kesungkananku terhadap tetua di lingkunganku. Namun sekali lagi aku menjaga
hatiku tulus hanya untukmu. Dan semoga sosok shalihmu dapat menguatkan dakwah,
menghidupkan sunnah dan kita bisa terapkan itu di masyarakat. Membentuk
keluarga sakinah mawaddah warahmah.
Selama kita belum bertemu, aku usaha
melakukan ibadah wajib sebaik mungkin. Disamping itu aku juga menjalankan
ibadah sunnah sedikit namun kontinu dan memperbanyak membaca. Baik itu buku-buku
bermanfaat atau browsing artikel di internet. Aku khawatir aku tidak bisa
menjadi istri dan ibu yang baik kelak jika ilmuku dangkal. Karena itulah aku
memperluas pengetahuanku dan kecintaanku pada wawasan yang global tapi membumi
sehingga dapat langsung dipraktekkan.
Aku kerap berdoa disandingkan
dengan sosok yang shalih. Karena yang shalih pastilah beradab dan berakhlak
baik. Berkepribadian secure dan open minded. Biarkan aku mengharapkanmu dalam
keadaan yang sempurna untukku nanti. Aku yakin sosokmu adalah yang terbaik. Karena
zaman kita lebih berat dan fitnah lebih dahsyat, aku membutuhkan kekuatanmu.
Kekuatan dari fisik dan mental. Tentu saja saat kita sudah bersatu nanti pasti
kita akan lebih kuat. Sekarang mari kita sama-sama menguatkan dan menjaga diri
dari hal-hal yang menjerumuskan kita kepada kesesatan.
Ayo kita saling menambah ilmu dan
memperbaiki amal kita. Jangan sampai ada niat buruk dalam sanubari. Pikiran
berangan-angan yang tidak baik. Kita saling mengharapkan yang terbaik, maka
jadilah yang terbaik. Niscaya kamu ada dalam setiap doaku dan aku akan ada
buatmu seorang.
Mari kita bersihkan hati kita
dari penyakit masalalu. Benci ataupun amarah terhadap hal-hal yang sudah
terlewati sudahlah ikhlaskan saja semampu kita. Berusaha untuk melepaskan apapun
kegundahan itu. Karena kita memang berhak untuk bebas dan tidak terjebak dalam
ketertipuan dunia lagi. Hasrat yang dulu penuh dengan kemerosotan moral, kini
kosong kan. Gunakan ruang kosong itu untuk lebih mencintai diri sendiri dan
keluarga. Karena kebaikan dimulai dari sana. Mengisinya dengan kebaikan
tidaklah mudah, butuh perjuangan. Jiwa besar adalah jiwa yang berjuang. Karena
jika tidak berjuang berarti kita tidak menginginkan apa-apa.
Tentu saja aku selalu berusaha
lebih mendekatkan diri kepada Ilahi agar diberi kemudahan dalam menghadapi hal
tersebut. Aku juga berdoa agar kamu yang menjadi jodohku kelak dimudahkan
selalu jika ada kesukaran, dilancarkan rezekinya, diberkahi kehidupannya oleh
Allah Azza Wajalla.
Hari-hari yang berganti sangat
cepat dan membuat kita semakin dekat. Apapun yang terjadi nanti insya Allah
kita adalah jodoh dunia dan akhirat. Aku menunggumu dengan sabar dan tawakkal. Aku
selalu berdoa kamulah sosok terbaik buat anak-anak kita nanti. Aku tentu tidak
menginginkan sosok yang tidak baik untuk menjadi ayah dari keturunanku.
Generasi yang akan meneruskan perjuangan dakwah dan peradaban ini hendaknya
anak-anak shalih dan shalihah. Dan semua itu bermula dari sekarang, dari kita,
sebelum kita bertemu. Semoga Allah menjadikan kita orang yang shalih dan
shalihah.
Maafkan aku jika aku pernah salah
dan tidak sempurna lahir bathin. Tapi aku sempurna sebagaimana Allah
menciptakanku untukmu. Seperti apapun keadaannya aku akan berusaha membuatmu
senang dan kau selalu ridha padaku. Itu janjiku karena memang itu yang aku
niatkan dari awal. Aku ingin pernikahan kita merupakan ibadah dimana kita
sama-sama ingin ridha Allah. Aku akan selalu setia padamu selama kau setia pada
Allah SWT dan Rasulullah SAW. Aku harap kau bisa menyanyangiku dan membersamai
perjalanan rumah tangga dengan sebaik-baiknya. Membawa keberkahan dan menuju
cinta Allah. Aku harap kita bisa sama-sama masuk kedalam surga-Nya dan
membangun cinta itu selamanya.
Comments
Post a Comment