Skip to main content

KAJIAN ILMIYAH ISLAM

Dengan tema amalan-amalan yang dicintai Allah Ta’ala bersama Ustadz Abuz Zubair Hawaary, ditaja pada hari Kamis 3 Dzulhijjah 1436 H / 16 September 2015 di Masjid Raya Nurussalam, majelis taklim ini khusus Akhwat.

Assalamu’alaikum wrwb.
Bismillah.. semoga tulisan ini membawa berkah buat yang menulis maupun yang membacanya serta menjadi ilmu yang bermanfaat. Aamiin Allahumma Aamiin..

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamiin, segala rasa syukur dan pujian tertinggi marilah selalu kita haturkan kepada Al-Malik Sang Raja Pemilik Semua Kerajaan di seantero jagad raya ini. Walaupun Allah tidak akan rugi sedikitpun kalau-kalau manusia tidak bersyukur, walaupun bagai tidak ada yang menyembah-Nya, itu tidak masalah bagi-Nya. Tapi.. itu bermasalah besar bagi si hamba ciptaan-Nya, kalau kita analogikan itu manusia tidak tau diri. Jadi tepat sekali jika manusia wajib bersyukur kepada Penciptanya dengan kadar kesyukuran setinggi-tingginya. Apapun dan bagaimanapun keadaannya. Bahkan malah tak kan terbalas kebaikan Allah walaupun seluruh manusia di muka bumi ini bersyukur kepada-Nya dengan tingkat demikian. Sanking Maha Pengasihnya Allah dan Maha Penyayangnya Allah. Belum lagi sifat Maha-Maha lain yang Allah miliki. Shalawat serta salam kepada Baginda Nabi Muhammad Rasulullah SAW. Allahumma Shalli 'ala sayyidina Muhammad wa 'Ala ali sayyidina Muhammad kama shalaita ala sayyidina Ibrahim. Beliau SAW. lah contoh utama hamba yang dicintai oleh Allah Ta'ala. Dengan segenap perjuangan serta pengorbanannya menyampaikan ilmu kepada kita.

Berhubung dengan Ar-Rahmaan Ar-Rahiim Allah Azza Wajalla, kali ini penulis ingin menuliskan beberapa ilmu dari majelis taklim di atas. Bahwa Ialah Allah Yang Maha Mencintai hamba-Nya. Tidak kah kita sadari dari ujung rambut hingga ujung kaki kita, betapa sempurna ciptaan-Nya. MasyaAllah.. luarbiasa.. dari detil DNA di dalam gen kita yang beragam, darah merah segar dengan darah kotor yang mengalir dalam pembuluh, cairan getah bening yang berbeda letakknya dengan semua jenis darah, sel-sel dalam otak yang notabenenya miliaran, sel-sel dalam otot yang membentuk tubuh kita sampai kita lupa apa jadinya kita tanpa daging/otot? Kita hanyalah tulang-belulang. Tanpa tulang kita hanyalah seonggok daging/otot. Bukan hanya itu Allah berikan kita ruh yang dengannya kita dapat bergerak hidup. Allah berikan juga kita akal sehat. Apa buktinya? Nah sekarang yang sedang membaca tulisan ini pasti mempunyai akal yang sehat lagi dapat membaca lagi dalam memahami huruf demi huruf kalimat per kalimat hingga paragraf berbaris-baris. Bukan hanya itu, sampai beberapa halaman website pun kita mampu untuk membacanya. Ini semua hasil dari indra terluar kita yakni mata kita bergerak, melihat, berlanjut lagi ke otak, kita juga perlu menggerakkan jari untuk membaca bagian per bagiannya. Banyak sekali kebaikan dan bukti bahwa Allah mencintai hamba-Nya. Tapi hamba-Nya tidak tau diri. Sehingga terbagi dualah nanti di akhirat menjadi ahli surga dan ahli neraka. Hamba yang mencintai-Nya dan dicintai-Nya pastilah masuk ke surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai dari mata air yang banyak, terkisah dalam Kalamullah ada mata air yang jika di minum tidak membuat kita haus selama-lamanya, ada mata air susu yang membayangkan nikmatnya saja tidak akan selesai. Karena memang keindahan dan kesenangan surga tidak terbayangkan sebelumnya oleh hamba-hamba-Nya. Nah, beda lagi dengan manusia tak tau diri lagi tak tau diuntung (Naudzubillahi min dzalik), mereka sudah diberikan tanda-tanda-Nya tapi tidak mau berusaha mencintai Allah. Inilah mereka yang akan memasuki seburuk-buruk tempat kembali. Yaitu neraka. Mereka kekal di dalamnya.

Apakah pembuka di atas sudah cukup untuk kita berpikir tidakkah sudah selaiknya kita melakukan amalan-amalan yang dicintai Allah Ta’ala? Hidup hanya sekali, menyia-nyiakannya sama seperti membeli kue terlezat dan bermanfaat namun tidak sedikitpun kita lahap. Kue terlezat dan bermanfaat itu adalah amalan yang Allah cintai. Makanlah, dalam arti lakukanlah. Kalau kita tau itu lezat dan bermafaat untuk kita kenapa tidak kita habiskan? Maksudnya kenapa tidak kita lakukan? Perlahan demi perlahan dan sebisanya..

Berdasarkan tausiyah ustadz Abuz Zubair yang diambil dari Al-Quran dan Al-Hadits, ada banyak amalan yang dicintai Allah Subhanahu Wa Ta’ala, namun dalam kesempatan kali ini disortir menjadi beberapa dulu yang lebih mudah untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari kita. Apa saja? Ini :

1. Beriman kepada Allah. (penulis menambahkan, ini harus dengan semurni-murni iman di hati yang lekat dalam sanubari dengan keyakinan kokoh, diucapkan oleh lisan dengan syahadat dan tidak ada tempat untuk berikrar/penyembahan selain itu, dibuktikan dengan perbuatan maksudnya jika benar-benar beriman laksanakan rukun iman sebaik-baiknya).

2. Silaturahim. (Ustadz menjawab bahwa ternyata silaturahim yang dicintai Allah itu mendekatkan hubungan antarkeluarga dan sanak saudara baik dari ikatan darah seibu-seayah, maupun ikatan pernikahan, keluarga istri atau suami. Tidak ditekankan untuk tetangga atau sahabat seiman yang tidak ada hubungan darah/pernikahan, namun ukhuwah Islamiyah ini bukan berarti tidak baik).

3. Amar ma’ruf nahi munkar, ada tiga hal yakni dengan ilmu, lembut dan sabar. (bagaimana mungkin kita mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran tanpa ilmu? Itu bisa dibilang sesat. Semua kebaikan dalam agama Islam ada ilmunya, dari sumbernya yakni Al-Quran dan Al-Hadits. Adapun ijma’ para ulama juga ilmu, bahkan kita harus tau ilmunya dulu baru beraksi, namun bukan berarti menunggu ilmunya fasih baru beraksi, aksi kita sesuaikan dengan kesanggupan ilmu kita tentunya, insyaAllah dimudahkan Allah SWT. Lagi, dengan lembut yakni jika Rasul keras pada waktu diturunkannya wahyu Al-Quran, tidak akan ada yang mau masuk Islam. Ini titik terang: harus lembut. Selanjutnya sabar, jika tidak bisa melakukannya dengan tangan, lisan dan hati harus sabar. Sabar juga berarti tidak putus asa. Sabar karena hidayah itu datangnya dari Allah bukan kita, tugas kita hanya mengajak, menasehati dan menyampaikan. Allahu a’lam).

4. Ibadah-ibadah fardhu. (shalat lima waktu tepat waktu, puasa di bulan Ramadhan tidak bolong-bolong kecuali ada kendala syar’i itupun wajib diganti di hari lain, membayar zakat, dll. Fardhu=Wajib dilaksanakan, namanya juga fadhu jika dilakukan mendapat pahala dan ditinggalkan akan mendapat dosa. Sebagaimana pahalanya yang menjanjikan ridha Allah dan surga, dosanya tentu tidak tanggung-tanggung dapat mengancam kita pada murka dan jatuh pada neraka).

5. Shalat witir. (keutamaan shalat witir di akhir malam setelah qiyamul-lail/tahajjud).

6. Birrul walidain. (ini nih, yang tampaknya sepele tapi penting sekali. Berbakti kepada orang tua. Kepada ibu, ibu, ibu, baru kepada ayah. Ibu perjuangannya lebih berat dari ayah menuntut nyawa, coba bayangkan saat melahirkan kita beliau mempertaruhkan nyawa. Kita menyusu dari darahnya, walau mungkin ada yang tidak diberi ASI tapi coba bayangkan sewaktu mengandung kita, pernah tidak kita diletakkan? Kita di dalam perutnya selama lebih kurang 9 bulan, makan dari darahhnya tumbuh dalam dagingnya. Masya Allah, sudah begini kita masih tidak paham? penyesalan akan datang jika kita tidak berbakti saat beliau masih hidup. Terlebih jika beliau tidak ridha pada kita, Allah tidak akan ridha juga pada kita. sudah selaiknya kita berbakti dengan setulusnya sebagaimana kita dulu sewaktu kecil dibesarkan. membahagiakan dan berbakti tak selamanya dengan fisik, dengan doa dan hal-hal yang mendekatkan mereka kepada Allah itu juga bentuk bakti).

7. Dzikrullah. (mengingat Allah Ta’ala, sambil berdiri, duduk dan tiduran. Cobalah untuk mengingat tentang kebesaran dan kekuasaa-Nya. Ada dzikir pagi dan petang yang dicontohkan Rasulullah SAW, ada dzikir seperti istighfar, tasbih, tahmid, tahlil, dsb, dan termasuk membaca Al-Quran merupakan dzikir kepada Allah, karena yang kita baca adalah Kalam-Nya, Ilmu-Nya).

8. Khusnul khulqi. (akhlak baik, budi pekerti luhur/mulia. Dikisahkan bahwa sebaik-baiknya manusia yang baik akhlaknya, kepada sesama dan lingkungannya. Dan manusia wajib berdoa kepada Allah untuk diberikan akhlak yang baik ini karena ini merupakan anugerah dari Allah tidak sembarang orang memilikinya).

9. Orang yang bertaqwa; kaya tapi tawadhu. (intinya orang yang bertakwa itu: kaya, di sini maksudnya tidak selalu kaya harta, bisa kaya hati/jiwanya, namun beliau tawadhu/rendah hati sehingga tidak nampak sedikitpun kesan kaya tersebut. Penulis pernah menghadiri majelis taklim di tempat lain dengan ustadz lain. Ceritanya begini; ustadz tersebut diminta mengisi pengajian di suatu daerah, yang beliau tahu bahwa empunya rumah yang menyediakan fasilitas untuk jamaah itu memiliki 3 rumah; rumah mewah ful fasilitas sampai ada kolam renangnya, rumah tergolong mewah tapi standar di bawahnya dan satu lagi rumah sederhana. Si pemilik memilih tinggal di rumah sederhana. Pemilik memiliki usaha air mineral bermutu tinggi (mahal), namun setiap yang datang selalu diberi gratis, beliau memiliki kebun yang setiap panen diberikan kepada yang lewat. Ceritanya ustadz tersebut penasaran yang mana orangnya yang punya semua itu? Lantas utadz itu bertanya pada jamaah di sebelahnya yang menjawab bilang jangan keras-keras ya pemiliknya tidak suka diketahui orang, tidak sangka ternyata seorang berpakaian biasa-biasa saja itulah pemiliknya, tidak nampak sedikitpun kekayaannya, setelah diselidik juga ternyata beliau profesor ahli tambang yang juga penghapal Quran. Setiap panen beliau langsung yang membagi kepada orang-orang lewat, sanking tidak pernah mengaku-aku bahwa beliau ada pemiliknya sempat beliau ditanya sama orang yang lewat: “tidak takut kamu nanti yang punya kebun marah kamu bagi-bagi hasilnya?” masya Allah, beliau sungguh tawadhu, hanya tersenyum. Banyak hal lain yang dimiliki oleh bapak itu tapi benar-benar sungguh diluar dugaan. Ustadz yang ceramah tadi langsung malu. Bahkan tidak ada bandingannya dia dengan beliau. Semua jamaah disana rupanya juga ada yang doktor, profesor, polisi, kebanyakan sudah hafizh Quran, tapi semua seperti orang biasa saja dan yang terlihat hanya ketawadhuannya. Sangat menginspirasi, orang Khafi’; rajin beribadah, menyembunyi, tidak pamer, tidak sibuk mengurusi aib orang lain, justeru sibuk dengan aib sendiri dan tawadhu).

10.Orang yang pemaaf. (memaafkan orang lain, walaupun bisa saja dia membalasnya. Selalu memudahkan urusan orang lain. Gampang bermuamalah dengannya).

Sekian sedikit dari sedikit ilmu yang sempat penulis rangkum, meski dengan segala keterbatasan, mohon dimaafkan dan dimaklumi kekurangan atau kelebihan kalimatnya. Sistematika dan isinya yang juga tidak sempurna, semoga kedepannya bisa lebih baik  dan lebih bermanfaat.

Subhanakallahumma Wabihamdika Ash-hadu ala ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaik.
Akhirul kalam, wabillahi taufik wal hidayah,

Wassalamu ‘alaikum wrwb.


Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan panggilan Abu, Abi, Buya, dan Abati dalam Bahasa Arab

Bagi orang tua yang baru atau akan memiliki anak, tentu perlu memikirkan panggilan apa yang akan diajarkan kepada anaknya kelak. Panggilan dari anak kepada orang tua pastinya sangat bermakna. Namun di Indonesia panggilan anak kepada orang tua tidaklah rumit dan mempunyai makna umum. Panggilan dari anaknya berarti beliau tersebut merupakan bapak atau ibu dari anak ya ng memanggil. Contohnya: Bapak - Ibu, Ayah - Ibu, Ayah - Bunda, Papa - Mama, Papi - Mami, dll. Karena di Indonesia mayoritas muslim dan Bahasa Arab sangat populer, maka tidak jarang panggilan anak kepada orang tua dibiasakan menggunakan Bahasa Arab seperti Abi - Ummi. Namun banyak penggunaannya digeneralisir menjadi umum seperti layaknya Ayah - Ibu, padahal sejatinya panggilan tersebut adalah bahasa orang yang artinya akan berbeda jika tidak dilandasi ilmu. Berikut sy berupaya memberikan keterangan sekilas tentang perbedaan panggilan anak kepada orang tua dalam Bahasa Arab. Abu اب Untuk menunjukkan penghormatan kepada

Pengalaman Bekam Sembuhkan Sakit Kepala

Bekam atau hijamah merupakan salah satu pengobatan yang dianjurkan Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam. Caranya yakni dengan menyayat atau menusukkan jarum ke kulit dan setelah itu ada cup penyedot sehingga darah kotor yang mengandung racun keluar. Beberapa waktu lalu saya dan kakak ipar melakukan bekam. Seorang akhwat yang merupakan teman pengajian kami yang menjadi terapis bekamnya. Disini saya akan menceritakan pengalaman tersebut dan bagaimana tubuh saya rasakan saat bekam. Singkat cerita saya sering sakit kepala dan lumayan sering migrain di sebelah kanan. Pengobatan secara kedokteran sudah dilakukan sampai masuk ruang radiologi untuk CT Scan dan MRI dijalani. Hasilnya alhamdulillah tidak terlalu serius. Hanya ada swelling hemishper cerebri kanan dan sinusitis. Saya teringat untuk bekam agar bisa sembuh dan memiliki kesehatan lebih baik lagi. Sedikit menyesal karena terkesan agak lambat menyadari bahwa bekam yang merupakan sunnah untuk ikhtiar sembuh dari berbagai penyakit mal

Komite Pemilihan Raya Mahasiswa(KPRM)

KPRM adalah suatu keanggotaan yang sangat penting untuk mengelola sistem demokrasi dalam hal pergantian pengurus organisasi seperti Badan Mahasiswa. Kali ini KPRM yang dimaksud yakni dalam pergantian pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan(HMJ). Kedengarannya sangat simple. Hanya mengurus pemilihan ketua dan wakil ketua HMJ. Tapi tidak saat anda sudah masuk ke dalamnya. Kita sebagai anggota KPRM wajib tidak berpihak kepada calon manapun. Seperti miniatur Komisi Pemilihan Umum(KPU) yang ada dalam pemerintahan negara kita. Kita akan merasakan kebersamaan dengan mahasiswa kelas lain yang baru saja kita kenal. Harus ada chemistry antara semua anggota agar timbul keterbukaan satu sama lain dalam penilaian atas calon ketua dan wakil ketua. Bukan chemistry untuk jatuh cinta antara dua insan berlainan gender, namun lebih pada rasa kekeluargaan. Dibutuhkan kepercayaan yang seutuh-utuhnya. Sesama anggota KPRM wajib merahasiakan segala keputusan yang telah diambil sampai waktunya tiba. Kerjasama un