Skip to main content

Pengalaman bepergian dengan batita pada masa pandemi

Saya mau berbagi pengalaman bepergian dengan batita pada masa pandemi. Perjalanan pertama jarak yang kami tempuh dari PKU - CGK. Dari kota asal kami menaiki pesawat di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim 2 dan mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, alhamdulillah.

Flashback sebentar, tadinya kami mau berangkat H+1 lebaran Hari Raya Idul Fitri 1442 H, tapi batal karena peraturan pemerintah dilarang mudik sejak tanggal 6-17 Mei 2021. Di tengah kondisi maraknya covid 19, qadarullah alhasil kami merencanakan bepergian silaturahim walaupun sudah lewat lebaran yakni tanggal 18 Mei 2021.

Alasannya adalah kami ingin silaturahmi kepada anggota keluarga yang ada hubungan darah dengan kami. Kami percaya bahwa silaturahmi salah satu penyambung umur dan dapat memperluas rezeki. Lagipula kami sudah lama tidak kesana dan tidak tau kapan lagi dapat pergi berkunjung ke tempat keluarga kami mengingat usia mereka yang sudah lanjut serta keterbatasan kondisi kita saat ini. Kita tidak tau apakah covid 19 ini akan segera berlalu atau bahkan bertambah parah dihari hari berikutnya (naudzubillah). Jikalau nanti membaik tentu kita akan sangat bersyukur, kalau pun sebaliknya, setidaknya kita sudah bertatapmuka pada masa ini. Pastinya ada rasa was was dan kepanikan tersendiri karena banyaknya perubahan aturan penerbangan/perjalanan pada masa pandemi.

Untuk informasi, kami membawa anak kami batita usia 2 tahun 5 bulan dan membayar tiket ful seperti orang dewasa dalam pesawat. Subhanallah.

Sebelum memesan tiket tak lupa kami baca aturan penerbangan masa pandemi ini, ada syarat yang dulu belum berlaku. Kini, setiap orang dewasa wajib melakukan Rapid Antigen/PCR dan mendownload serta mengisi formulir aplikasi E-Hac. Kita wajib prokes, cuci tangan/menggunakan handsanitizer, jaga jarak, dan memakai masker.

Bagi saya, swab yang dicolok hidungnya itu pengalaman pertama, masyaAllah. Rasanya tidak sesakit kata orang namun tidak enak dihidung karena membuat kaget dan mata tetiba berair.

Di bandara anak batita kami, yang sedang aktif-aktifnya masyaAllah memang suka berjalan kesana sini. Kami berikan aturan bahwa dia harus tenang, pakai masker, dan tidak boleh jauh dari kami. Untuk memuaskan ke-kepo-an-nya kami ceritakan dan tunjukkan pesawat yang sedang landing ataupun take off.

Ananda sudah tidak pakai popok tapi kami pasangkan saja karena khawatir pas keadaan darurat dia minta ke wc. Waktu masih di bandara dia minta k wc, kami bawa ke nursery room. Buat para ibu nursery room sangat berharga karena ruangannya luas dan ada fasilitas seperti tissue, keran air, tempat ganti popok, meja, sofa, alat steril botol susu, dll.

Di dalam pesawat, alhamdulillah ananda tidak rewel. Kami ajarkan baca doa naik kendaraan yang sesuai sunnah:
 
سُبْحَانَ الَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ

SUBHAANALLADZII SAKH-KHORO LANAA HAADZAA WA MAA KUNNAA LAHUU MUQRINIIN. WA INNAA ILAA ROBBINAA LAMUN-QOLIBUUN.

Saat pesawat sudah di atas, ananda tertidur, masyaAllah.
Dia terbangun ketika pesawat akan landing jadi tidak ada drama yang tidak diinginkan. Hanya saja ananda tidak mau selalu pakai masker karena dia minta makan minum saat di pesawat.

Kita harus senantiasa berdoa dan tawakkal kepada Allah. Satu lagi yang penting setelah itu, kita wajib cuci tangan/memakai handsanitizer kemanapun dan kapanpun. Jika orang melihat mungkin akan bilang lebay, tapi ini termasuk ikhtiar juga agar tetap sehat.

Di samping hal di atas, kami juga memakai masker My Shields HNI (ada aroma eucalyptus), mengkonsumsi Spirulina HNI dan Madu SJ HNI untuk menjaga daya tahan tubuh.

Allahu a'lam bish showwab.

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan panggilan Abu, Abi, Buya, dan Abati dalam Bahasa Arab

Bagi orang tua yang baru atau akan memiliki anak, tentu perlu memikirkan panggilan apa yang akan diajarkan kepada anaknya kelak. Panggilan dari anak kepada orang tua pastinya sangat bermakna. Namun di Indonesia panggilan anak kepada orang tua tidaklah rumit dan mempunyai makna umum. Panggilan dari anaknya berarti beliau tersebut merupakan bapak atau ibu dari anak ya ng memanggil. Contohnya: Bapak - Ibu, Ayah - Ibu, Ayah - Bunda, Papa - Mama, Papi - Mami, dll. Karena di Indonesia mayoritas muslim dan Bahasa Arab sangat populer, maka tidak jarang panggilan anak kepada orang tua dibiasakan menggunakan Bahasa Arab seperti Abi - Ummi. Namun banyak penggunaannya digeneralisir menjadi umum seperti layaknya Ayah - Ibu, padahal sejatinya panggilan tersebut adalah bahasa orang yang artinya akan berbeda jika tidak dilandasi ilmu. Berikut sy berupaya memberikan keterangan sekilas tentang perbedaan panggilan anak kepada orang tua dalam Bahasa Arab. Abu اب Untuk menunjukkan penghormatan kepada

Pengalaman Bekam Sembuhkan Sakit Kepala

Bekam atau hijamah merupakan salah satu pengobatan yang dianjurkan Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam. Caranya yakni dengan menyayat atau menusukkan jarum ke kulit dan setelah itu ada cup penyedot sehingga darah kotor yang mengandung racun keluar. Beberapa waktu lalu saya dan kakak ipar melakukan bekam. Seorang akhwat yang merupakan teman pengajian kami yang menjadi terapis bekamnya. Disini saya akan menceritakan pengalaman tersebut dan bagaimana tubuh saya rasakan saat bekam. Singkat cerita saya sering sakit kepala dan lumayan sering migrain di sebelah kanan. Pengobatan secara kedokteran sudah dilakukan sampai masuk ruang radiologi untuk CT Scan dan MRI dijalani. Hasilnya alhamdulillah tidak terlalu serius. Hanya ada swelling hemishper cerebri kanan dan sinusitis. Saya teringat untuk bekam agar bisa sembuh dan memiliki kesehatan lebih baik lagi. Sedikit menyesal karena terkesan agak lambat menyadari bahwa bekam yang merupakan sunnah untuk ikhtiar sembuh dari berbagai penyakit mal

Komite Pemilihan Raya Mahasiswa(KPRM)

KPRM adalah suatu keanggotaan yang sangat penting untuk mengelola sistem demokrasi dalam hal pergantian pengurus organisasi seperti Badan Mahasiswa. Kali ini KPRM yang dimaksud yakni dalam pergantian pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan(HMJ). Kedengarannya sangat simple. Hanya mengurus pemilihan ketua dan wakil ketua HMJ. Tapi tidak saat anda sudah masuk ke dalamnya. Kita sebagai anggota KPRM wajib tidak berpihak kepada calon manapun. Seperti miniatur Komisi Pemilihan Umum(KPU) yang ada dalam pemerintahan negara kita. Kita akan merasakan kebersamaan dengan mahasiswa kelas lain yang baru saja kita kenal. Harus ada chemistry antara semua anggota agar timbul keterbukaan satu sama lain dalam penilaian atas calon ketua dan wakil ketua. Bukan chemistry untuk jatuh cinta antara dua insan berlainan gender, namun lebih pada rasa kekeluargaan. Dibutuhkan kepercayaan yang seutuh-utuhnya. Sesama anggota KPRM wajib merahasiakan segala keputusan yang telah diambil sampai waktunya tiba. Kerjasama un