Skip to main content

Birth Journey

Hari Rabu tanggal 27 April 2022 pagi menjelang siang jadwal kontrol ke dokter obgyn, keadaan saat itu aku udah sering kontraksi tapi belum teratur. Pas di cek ctg eh malah kontraksinya kurang dari yang diharapkan. Dicoba cek vt yg rasanya subhanallah tbl, ternyata udh bukaan 2. Dokter yakinkan insyaAllah ini bisa lahiran vbac. Tapi kok dalam hati gimana gimana gitu. Siang menjelang sore itu disuru banget gerak dan kalo malam ini kontraksi teratur atau ada tanda2 melahirkan, langsung aja k UGD kata dokter. Sore dipaksain banget gerak sampe capek, kerjain apa aja yg penting bisa kontraksi. Eh ternyata keluar flek (lendir darah). Alhasil malam2 meluncurlah kami k rs. Dicek vt lg, ya Allah, kok kayaknya ga kuat rasanya digituin berulang2. Dalam hati udah nyerah aja deh mau sc aja lg biar cpt kelar. Well, masih bukaan 2. Kontraksi ga nambah malahan berkurang. Terus dipantau sampe masuk ruang tunggu lahiran normal, dikasih pilihan sama dokter: 1. Pulang, dan tunggu kontraksi secara alami. 2. Diinduksi. 3. Langsung jadwalin sc. Aku merasa disinilah tawakal dan pasrah itu bermuara. Keputusannya adalah nomor 3. Bismillah. Aku pengen langsung sc aja karena beberapa pertimbangan yakni: 1. Kalo pulang ga menjamin bisa lahiran vbac dan lama lama ditunggu bayi di dalam makin besar. Ujung2nya sc jg krn ada riwayat bekas sc. 2. Kalo diinduksi, akunya takut ga kuat krn anak pertama dulu kan lahirannya diinduksi. Ya boleh dibilang ada rasa trauma. Tapi pun jika dipaksain risikonya ruptur uteri karena bayi udah lebih besar dari bayi sebelumnya. 3. Buyanya udah dijadwalin balik ke asrama tengah bulan mei, jadi kalo kelamaan lahiran pas lahir babynya cuman sebentar ketemu buya. Dengan pertimbangan2 tersebutlah akhirnya sc lagi dengan segala konsekuensinya. Tanggal 28 April 2022, masih bulan Ramadhan dengan mengharapkan keberkahannya, alhamdulillah lahir ananda kami Albany pukul 15.06 wib yang berjenis kelamin laki2 dengan berat 3,4 kg dan panjang 48,5 cm. Semoga ananda Albany menjadi anak shalih, qurrata a'yunina, hafizh, dan sukses dunia akhirat. Ada cerita unik, berhubung dokter obgynnya kerabat dari suami, jadi "tante" dokter meminta suami untuk masuk ruang operasi biar bisa buat video ala ala gitu tapi suami ga mau, alasannya beliau takut lihat yang dibelek2 atau darah2 gitu. Wkwk.. Di ruang operasi dokter2nya sering ngajak komunikasi mungkin biar ga kaku. Dan "tante" dokter menghiburku katanya masih bisa punya anak 4 lagi. Hehe. Aku terkekeh, ini aja lahir udah syukur alhamdulillah bini'matihi tatimmusshalihaat.. walaupun dalam relung hati masih mau banyak anak tentunya. Sc kali ini alhamdulillah aku ga gemetaran dan lebih relax. Sc sebelumnya aku kedinginan sampe gemetaran pas di ruang operasi. Sc kali ini aku bisa sedikit "melihat" proses operasinya melalui cermin di sisi lampu. Dokter menyalakan muratal surah al mursalat atau surah lain dari juz 29 gitu abis itu full juz 30 sampe abis sampe kelar operasinya. Alhamdulillah jadi bisa dengerin muratal smbil lahiran dan itu sangat membantu menenangkan hatiku. Saat dokter memperlihatkan ananda kami untuk pertama kali, aku begitu bersyukur dan sangat terharu. Akhirnya aku terlahir menjadi ibu untuk ketiga kalinya. Tak terasa airmata mengalir dan badanku sesenggukan. Dokter bertanya "kenapa? Sesak napas atau nangis?" dilihatnya, "ooh nangis", mereka tersenyum mengerti. Sc kali ini tergolong cepat pemulihannya. Alhamdulillah hanya 2hr di rs. Dan dalam beberapa jam udah kerasa kontraksi uterus, kayaknya lebih "erggh" nyeri pasca lahirannya. Tapi setelah dikasi obat alhamdulillah langsung membaik. Pakai korset sangat membantu perut yang terasa "jatuh" itu. Aku juga tambah pakai salonpas gitu di bagian yang nyeri. Dulu 2 pekan masih terasa nyerinya sekarang sepekan pasca lahiran alhamdulillah udah sangat berkurang. Aku bersyukur kepada Allah subhanahu Wa Ta'ala, berterimakasih kepada dokter2, perawat2, staff rumah sakit yang membantu kelahiran buah hati kami. Spesial terimakasih juga kepada suami tercinta atas kesetiaan, kerjasama dan perjuangannya selama ini. Terimakasih untuk keluargaku dan keluarga suami atas doa dan dukungannya. Terimakasih untuk semua sahabat, teman, relasi dan siapapun yang berpartisipasi dalam doa ataupun menyemangatiku. Jazakumullahu khayran, semoga Allah ganti dengan kebaikan. Dan stulusnya doa kupanjatkan untuk mamaku, semoga diampuni segala dosanya, diberikan taman2 surga oleh Allah dan diridhainya kami berkumpul kelak di surga tertinggi firdaus nantinya. Aamiin Allahumma aamiin. Buat seluruh ibu di dunia ini, semoga kita ikhlas dalam mengemban amanah ini. Allah ampuni semua dosa kita dan angkat derajat kita karena mengharapkan rahmat-Nya. Buat semua yang sedang menanti buah hati, semoga Allah karuniakan qurrata a'yun segera. Buat semua yang sedang menanti jodoh, semoga Allah pertemukan dengan yang tepat. Aamiin Allahumma aamiin.🤲

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Perbedaan panggilan Abu, Abi, Buya, dan Abati dalam Bahasa Arab

Bagi orang tua yang baru atau akan memiliki anak, tentu perlu memikirkan panggilan apa yang akan diajarkan kepada anaknya kelak. Panggilan dari anak kepada orang tua pastinya sangat bermakna. Namun di Indonesia panggilan anak kepada orang tua tidaklah rumit dan mempunyai makna umum. Panggilan dari anaknya berarti beliau tersebut merupakan bapak atau ibu dari anak ya ng memanggil. Contohnya: Bapak - Ibu, Ayah - Ibu, Ayah - Bunda, Papa - Mama, Papi - Mami, dll. Karena di Indonesia mayoritas muslim dan Bahasa Arab sangat populer, maka tidak jarang panggilan anak kepada orang tua dibiasakan menggunakan Bahasa Arab seperti Abi - Ummi. Namun banyak penggunaannya digeneralisir menjadi umum seperti layaknya Ayah - Ibu, padahal sejatinya panggilan tersebut adalah bahasa orang yang artinya akan berbeda jika tidak dilandasi ilmu. Berikut sy berupaya memberikan keterangan sekilas tentang perbedaan panggilan anak kepada orang tua dalam Bahasa Arab. Abu اب Untuk menunjukkan penghormatan kepada

Pengalaman Bekam Sembuhkan Sakit Kepala

Bekam atau hijamah merupakan salah satu pengobatan yang dianjurkan Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam. Caranya yakni dengan menyayat atau menusukkan jarum ke kulit dan setelah itu ada cup penyedot sehingga darah kotor yang mengandung racun keluar. Beberapa waktu lalu saya dan kakak ipar melakukan bekam. Seorang akhwat yang merupakan teman pengajian kami yang menjadi terapis bekamnya. Disini saya akan menceritakan pengalaman tersebut dan bagaimana tubuh saya rasakan saat bekam. Singkat cerita saya sering sakit kepala dan lumayan sering migrain di sebelah kanan. Pengobatan secara kedokteran sudah dilakukan sampai masuk ruang radiologi untuk CT Scan dan MRI dijalani. Hasilnya alhamdulillah tidak terlalu serius. Hanya ada swelling hemishper cerebri kanan dan sinusitis. Saya teringat untuk bekam agar bisa sembuh dan memiliki kesehatan lebih baik lagi. Sedikit menyesal karena terkesan agak lambat menyadari bahwa bekam yang merupakan sunnah untuk ikhtiar sembuh dari berbagai penyakit mal

Komite Pemilihan Raya Mahasiswa(KPRM)

KPRM adalah suatu keanggotaan yang sangat penting untuk mengelola sistem demokrasi dalam hal pergantian pengurus organisasi seperti Badan Mahasiswa. Kali ini KPRM yang dimaksud yakni dalam pergantian pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan(HMJ). Kedengarannya sangat simple. Hanya mengurus pemilihan ketua dan wakil ketua HMJ. Tapi tidak saat anda sudah masuk ke dalamnya. Kita sebagai anggota KPRM wajib tidak berpihak kepada calon manapun. Seperti miniatur Komisi Pemilihan Umum(KPU) yang ada dalam pemerintahan negara kita. Kita akan merasakan kebersamaan dengan mahasiswa kelas lain yang baru saja kita kenal. Harus ada chemistry antara semua anggota agar timbul keterbukaan satu sama lain dalam penilaian atas calon ketua dan wakil ketua. Bukan chemistry untuk jatuh cinta antara dua insan berlainan gender, namun lebih pada rasa kekeluargaan. Dibutuhkan kepercayaan yang seutuh-utuhnya. Sesama anggota KPRM wajib merahasiakan segala keputusan yang telah diambil sampai waktunya tiba. Kerjasama un