Skip to main content

Tiga

TO THE BIG DAY.

Episode masih berlangsung. Aku terus ikhtiar. Segala cara kulalui termasuk konsultasi pd org yg berpengalaman, senior, murabbiah, dan jg keluargaku. Semua orang memberikan pendapat dan nasihat terbaiknya. Rata-rata antusias dan mendukung keinginanku itu.

Namun sayangnya keluarga tdk lantas setuju krna aku barusaja lulus kuliah dan mungkin terlihat msh labil.

Dibalik penilaian yg menurutku tdk adil tersebut, aku selalu menunjukkan hal sebaliknya. Aku berupaya untuk mendapatkan pengalaman kerja dan belajar lebih banyak lg.

Setelah shalat istikharah serta doa yg panjang, tibalah pada waktu dimana aku dan kamu tetap sepakat melanjutkan perkenalan singkat itu mjd ssuatu yg serius yakni taaruf.

Krna kita tdk pernah bertatap muka setelah dua tahun itu, sebulan kemudian kamu langsung dtg utk nazhor melihat kondisiku apa adanya dg ddampingi ayahku. Bulan selanjutnua kamu datang lg sndri menemui ayahku. Aku apresiasi keberanianmu. Negosiasi berlangsung cukup lama diantara khitbah yang kamu utarakan.

Tiga bulan setelah itu baru jelas bahwa semuanya akan setuju ttg penentuan hari pernikahan kita. Banyak konsekuensi yg harus kita hadapi. Tapi aku memilih utk tetap bertahan karena niat utk menjaga diri dalam agama-Nya ini sungguh penting.

Dan aku hanya meminta kesederhanaan yang membahagiakan. Namun keluarga memainkan haknya dlm bbrp hal. Menurutku perjalanan TO THE BIG DAY ini terasa beyond expectation.

Dua minggu wktu persiapan acara pernikahan utk tgl 17 September 2016.

Akhirnya hari besar kita terlaksana. Alhamdulillah saaaahh. Kata yg membuat jantungku seperti mau lompat.

Ini pesta pertama dalam hidupku, di rumahku, lalu ada lg yg kedua ternyata dari keluargamu. Mereka jg ingin merayakan di tempat yg berbeda. Sebulan kemudian tgl 9 Oktober 2016 suntiang terpasang dikepalaku.

Aku syukuri nikmat tersebut walaupun mungkin dalam hati kecil ada keinginan utk hanya berbagi kecil-kecilan sahaja sebagai tanda bahwa aku sudah menikah. Pastinya hal itu lebih syari, tapi tenang rasanya mengingat hadits ini:
”Bersemangatlah untuk meraih apa yang bermanfaat bagimu, mintalah tolong pada Allah, dan janganlah lemah. Apabila sesuatu menimpamu janganlah engkau mengatakan ’Andaikan aku mengerjakan begini niscaya akan begini dan begitu.’ Akan tetapi katakanlah, ”Qadarullah wama sya’a fa’ala (Semua ini takdir Allah, Dia mengerjakan apa yang Dia kehendaki). ’Karena kata ’andaikan’ itu membuka pintu bagi amalan setan.” (Riwayat Muslim, Ibnu Majah, Ahmad).

Aku hanya bisa tawakal dan ikut tersenyum.

Kini semuanya itu menjadi kisah sejarah kita.

Terimakasih telah membersamaiku, suami tercinta😙

Terimakasih tak terhingga untuk orang tua, keluarga besar, senior2, sahabat2, teman2, dan sesiapapun yg hadir mendoakan agar kami bahagia penuh berkah. Setahun sudah kami lalui pernikahan yg bgtu dinamis manis romantis ala ala kami.(Yang penting sih sakinah mawaddah warahmah)😄

Lagi lagi aku bersyukur dan berdoa, karena kita manusia tdk ada yg sempurna. Semoga ketidaksempurnaan kita tetap membawa berkah dan berubah menjadi kesempurnaan cinta karena Allah. Aamiin..

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan panggilan Abu, Abi, Buya, dan Abati dalam Bahasa Arab

Bagi orang tua yang baru atau akan memiliki anak, tentu perlu memikirkan panggilan apa yang akan diajarkan kepada anaknya kelak. Panggilan dari anak kepada orang tua pastinya sangat bermakna. Namun di Indonesia panggilan anak kepada orang tua tidaklah rumit dan mempunyai makna umum. Panggilan dari anaknya berarti beliau tersebut merupakan bapak atau ibu dari anak ya ng memanggil. Contohnya: Bapak - Ibu, Ayah - Ibu, Ayah - Bunda, Papa - Mama, Papi - Mami, dll. Karena di Indonesia mayoritas muslim dan Bahasa Arab sangat populer, maka tidak jarang panggilan anak kepada orang tua dibiasakan menggunakan Bahasa Arab seperti Abi - Ummi. Namun banyak penggunaannya digeneralisir menjadi umum seperti layaknya Ayah - Ibu, padahal sejatinya panggilan tersebut adalah bahasa orang yang artinya akan berbeda jika tidak dilandasi ilmu. Berikut sy berupaya memberikan keterangan sekilas tentang perbedaan panggilan anak kepada orang tua dalam Bahasa Arab. Abu اب Untuk menunjukkan penghormatan kepada

Pengalaman Bekam Sembuhkan Sakit Kepala

Bekam atau hijamah merupakan salah satu pengobatan yang dianjurkan Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam. Caranya yakni dengan menyayat atau menusukkan jarum ke kulit dan setelah itu ada cup penyedot sehingga darah kotor yang mengandung racun keluar. Beberapa waktu lalu saya dan kakak ipar melakukan bekam. Seorang akhwat yang merupakan teman pengajian kami yang menjadi terapis bekamnya. Disini saya akan menceritakan pengalaman tersebut dan bagaimana tubuh saya rasakan saat bekam. Singkat cerita saya sering sakit kepala dan lumayan sering migrain di sebelah kanan. Pengobatan secara kedokteran sudah dilakukan sampai masuk ruang radiologi untuk CT Scan dan MRI dijalani. Hasilnya alhamdulillah tidak terlalu serius. Hanya ada swelling hemishper cerebri kanan dan sinusitis. Saya teringat untuk bekam agar bisa sembuh dan memiliki kesehatan lebih baik lagi. Sedikit menyesal karena terkesan agak lambat menyadari bahwa bekam yang merupakan sunnah untuk ikhtiar sembuh dari berbagai penyakit mal

Komite Pemilihan Raya Mahasiswa(KPRM)

KPRM adalah suatu keanggotaan yang sangat penting untuk mengelola sistem demokrasi dalam hal pergantian pengurus organisasi seperti Badan Mahasiswa. Kali ini KPRM yang dimaksud yakni dalam pergantian pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan(HMJ). Kedengarannya sangat simple. Hanya mengurus pemilihan ketua dan wakil ketua HMJ. Tapi tidak saat anda sudah masuk ke dalamnya. Kita sebagai anggota KPRM wajib tidak berpihak kepada calon manapun. Seperti miniatur Komisi Pemilihan Umum(KPU) yang ada dalam pemerintahan negara kita. Kita akan merasakan kebersamaan dengan mahasiswa kelas lain yang baru saja kita kenal. Harus ada chemistry antara semua anggota agar timbul keterbukaan satu sama lain dalam penilaian atas calon ketua dan wakil ketua. Bukan chemistry untuk jatuh cinta antara dua insan berlainan gender, namun lebih pada rasa kekeluargaan. Dibutuhkan kepercayaan yang seutuh-utuhnya. Sesama anggota KPRM wajib merahasiakan segala keputusan yang telah diambil sampai waktunya tiba. Kerjasama un